SEPUTAR KALTIM- Dengan usia yang masih tergolong muda, 10 tahun,
jembatan Kutai Kartanegara justru sudah ambruk hingga menelan banyak
korban. Mungkinkah ada unsur korupsi saat jembatan ini dibuat? Mengingat
usia idealnya mencapai 100 tahun.
"Dugaan dan kecurigaan publik
bahwa telah terjadi korupsi anggaran pembangunan dan perawatan adalah
sangat wajar," ujar anggota Komisi III DPR, Didi Irawadi, kepada detikcom, Selasa (29/11/2011).
Didi
bukan tanpa alasan mempertanyakan hal itu. Menurutnya, dengan usia
jembatan yang tergolong baru, sangat tidak wajar jika sudah ambruk lebih
dulu dari perkiraan awal.
Dugaan mengenai adanya kelalaian dalam
pengerjaan jembatan tersebut tak bisa dihilangkan begitu saja.
Pihak-pihak yang memiliki otoritas untuk mengusut persoalan ini harus
serius dalam mengerjakannya.
"Untuk menyelediki hal itu, tentu
penegak hukum harus bekerjasama dengan ahli konstruksi dan membentuk
team investigasi," lanjutnya.
Tidak tertutup kemungkinan, kata
Didi, ada hal penting yang terlewatkan dalam pengerjaan jembatan naas
itu. Ahli konstruksi pun wajib diikutsertakan dalam pengusutan masalah
ini.
"Mengingat usia jembatan yang hanya 10 tahun saja sudah
ambruk, sementara idealnya usia jembatan semacam ini minimal 100 tahun,
maka sangat wajar banyak pihak menduga ada hal-hal yang tidak wajar
dalam pembangunan jembatan Kuker," ujar Ketua DPP Partai Demokrat bidang
Pemberantasan Korupsi ini.
Jembatan yang mirip Golden Gate San
Fransisco ini dibangun pada 1995 dan mulai beroperasi pada 2001.
Jembatan ini diperkirakan memiliki kekuatan hingga 100 tahun mendatang.
Namun sayang, baru berusia sekitar 10 tahun, jembatan ini runtuh. 16
Orang dinyatakan tewas dan puluhan lainnya luka-luka. Tiga jenazah belum
berhasil diidentifikasi.
Berikut nama keseluruhan korban yang berhasil diidentifikasi Tim DVI ;
1. M Fariz (22) Tenggarong
2. Agus (25) Tenggarong
3. Alisyah (6 bulan) Tenggarong
4. Fadlan (17) Loa Kulu
5. M Iskandar (35) Jongkang
6. Samsul (24) Tenggarong Seberang
7. Supriyadi (31) Loa Kulu
8. Huzairi (40) Samarinda
9. Erli Erliana (39) Tenggarong
10. Alisha (9 bulan) Loa Kulu
11. Robiansyah (13) Teluk Dalam
12. Rusmini (30) ibu dari Alisyah dan Alisha, warga Tenggarong
13. Aldi (12) Loa Kulu
Selasa, 29 November 2011
Senin, 28 November 2011
Korban Tewas akibat Runtuhnya Jembatan Kukar Menjadi 11 Orang
"Jenazah ditemukan sekitar 10 kilometer sebelah hilir lokasi kejadian tepatnya di wilayah Kecamata Loa Kulu," ujar Kepala Basarnas Marsekal Madya Daryatmo di lokasi kejadian, Senin.
Keenam jenazah yang baru ditemukan itu langsung dibawa ke RSUD AM Parikesit Tenggarong untuk diidentifikasi.
Dengan demikian total korban meninggal dunia yang ditemukan jasadnya hingga Senin pukul 09.30 Wita jadi 11 orang.
Sebelumnya usai kejadian runtuhnya Jembatan Kartanegara Sabtu (26/11) telah ditemukan empat orang dan satu orang yang bernama M Iskandar yang merupakan Manajer Umum Surat Kabar Harian Koran Kaltim ditemukan Minggu (27/11) malam pukul 21.30 wita sekitar 500 meter dari jembatan naas itu.
Empat korban tewas sebelumya seluruhnya adalah warga Kabupaten Kutai Kartanegara, yakni M Fairuz (22) warga Kecamatan Tenggarong, Agus (25) warga Tenggarong, Fadlan (16) warga Tenggarong, dan Alisyah (1 tahun 6 bulan) warga Kecamatan Loa Kulu.
Hingga berita ini ditulis Posko Polres Kukar mencatat masih ada 31 orang hilang, 46 luka-luka dan 11 orang meninggal dunia.
Sebelumnya, Kepala Sub Bidang Penanggulangan Bencana pada Kantor Kesbang Linmas Kutai Kartanegara, Herlambang, mengatakan, hambatan tim SAR dalam melakukan pencarian korban yakni arus Sungai Mahakam cukup yang cukup deras dan tiang jembatan yang terancam roboh juga menyulitkan proses pencarian korban.
Polri Selidiki Unsur Pidana Runtuhnya Jembatan Kukar
SEPUTAR KALTIM-Penyebab runtuhnya Jembatan Kutai Kertanegara pada Sabtu (26/11)
diselidiki oleh Markas Besar Kepolisian RI. Kemarin, Kepala Badan
Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri, Inspektur Jenderal Sutarman datang
langsung ke lokasi, memastikan adanya unsur pidana dalam peristiwa nahas
itu.
Menurut ia, kini aparat berwenang tengah melakukan pencarian korban di sekitar lokasi kejadian. "Sampai sekarang baru ditemukan korban tewas 4 orang," ujar Sutarman, Minggu (27/11).
SAR mencatat jumlah korban luka mencapai 43 orang. Sementara itu, 16 orang tercatat dalam daftar korban hilang. Hingga kini tim SAR terus mencari korban runtuhnya jembatan Kartanegara di Kutai Kartanegara.
Menurut ia, kini aparat berwenang tengah melakukan pencarian korban di sekitar lokasi kejadian. "Sampai sekarang baru ditemukan korban tewas 4 orang," ujar Sutarman, Minggu (27/11).
SAR mencatat jumlah korban luka mencapai 43 orang. Sementara itu, 16 orang tercatat dalam daftar korban hilang. Hingga kini tim SAR terus mencari korban runtuhnya jembatan Kartanegara di Kutai Kartanegara.
Jembatan Kukar Runtuh, 4 Mobil Tenggelam
KUKAR.-Tak kurang dari 3 orang tewas saat Jembatan Kutai
Kartanegara runtuh. Puluhan orang mengalami luka-luka akibat peristiwa
tersebut. Selain itu beberapa unit mobil jatuh ke sungai dan tenggelam.
"Kerugian materil 4 unit mobil tenggelam," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) DR Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulisnya kepada detikcom, Sabtu (26/11/2011).
Tak hanya itu, data sementara yang dikumpulkan BNPB, 6 orang tukang/petugas tercebur (hilang) sesaat setelah runtuhnya jembatan. Maklum, sebelum runtuh para petugas tengah memperbaiki jembatan yang melintang di atas Sungai Mahakam tersebut. Nah, selama perbaikan jembatan, lalu lintas di jembatan tersebut tidak ditutup.
"Selama perbaikan jembatan tidak ditutup, sehingga dengan lalu lintas yang ada tidak kuat dan ambrol tadi siang," sambung Sutopo.
Disampaikan Sutopo, perbaikan yang dilakukan di jembatan yang menghubungkan Kota Tenggarong dengan Tenggarong Seberang adalah pengencangan-pengenduran baut. Tiba-tiba saja tali putus dan secara berantai tali jembatan yang lain juga putus. Runtuhnya jembatan terjadi hanya dalam waktu 30 detik.
"Untuk mengetahui kepastian penyebab runtuhnya jembatan BNPB telah meminta Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk melakukan audit teknologi pada jembatan tersebut," kata Sutopo.
Jembatan Mahakam membentang antara Tenggarong dan Tenggarong Seberang, Kalimantan Timur. Jembatan tersebut merupakan salah satu penghubung penting jalur lintas darat Samarinda dengan Balikpapan, Kalimantan Timur. Peristiwa runtuhnya jembatan ini terjadi pada 16.20 WITA.
"Kerugian materil 4 unit mobil tenggelam," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) DR Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulisnya kepada detikcom, Sabtu (26/11/2011).
Tak hanya itu, data sementara yang dikumpulkan BNPB, 6 orang tukang/petugas tercebur (hilang) sesaat setelah runtuhnya jembatan. Maklum, sebelum runtuh para petugas tengah memperbaiki jembatan yang melintang di atas Sungai Mahakam tersebut. Nah, selama perbaikan jembatan, lalu lintas di jembatan tersebut tidak ditutup.
"Selama perbaikan jembatan tidak ditutup, sehingga dengan lalu lintas yang ada tidak kuat dan ambrol tadi siang," sambung Sutopo.
Disampaikan Sutopo, perbaikan yang dilakukan di jembatan yang menghubungkan Kota Tenggarong dengan Tenggarong Seberang adalah pengencangan-pengenduran baut. Tiba-tiba saja tali putus dan secara berantai tali jembatan yang lain juga putus. Runtuhnya jembatan terjadi hanya dalam waktu 30 detik.
"Untuk mengetahui kepastian penyebab runtuhnya jembatan BNPB telah meminta Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk melakukan audit teknologi pada jembatan tersebut," kata Sutopo.
Jembatan Mahakam membentang antara Tenggarong dan Tenggarong Seberang, Kalimantan Timur. Jembatan tersebut merupakan salah satu penghubung penting jalur lintas darat Samarinda dengan Balikpapan, Kalimantan Timur. Peristiwa runtuhnya jembatan ini terjadi pada 16.20 WITA.
Langganan:
Postingan (Atom)